Sad Song

Sabtu, 25 April 2020

Sebuah Cerpen Emosi


Sebuah Cerpen

RETORIKA EMOSI ANTARA AKU, SI KUCING, DAN SI AYAH
Karya Rizal Murwanto


     Ketika malam ketika puasa pertama selesai seorang anak bernama Rian tak dapat tidur, dia mengerjakan tugas akhir kuliahnya sesaat tak lama kemudian laptopnya mati dan dia cas sembari menanti penuh csannya dia menyaksikan channel youtube kesukaannya yaitu Daisuke Botak dan Genki Banget. Malampun kian gelap sunyi dan dingin bahkan sang waktu menunjukkan pukul 00.00 wib, Rian mendengar di samping halaman rumahnya ada suara kucing "meong meong meong" panggilnya si kucing kepada tuan rumah. Rianpun bergegas mengambil makanan kucing miliknya untuk di bagikan ke kucing itu yang mengeong dengan rintih seperti lapar. Ketika dihampiri Rian terkejut bahwa yang datang kucing kecil milik tetangganya di belakang yakni si Tompel panggilan Rian kekucing itu ya karena warnanya hitam putih di bibir kanannya ada corak bulat hitam bagai tompel. Setelah memberi makan Rian kembali masuk dan mengerjakan tugas kuliahnya lagi. Angin malam berbisik ketubuh rian seolah berkata "tidurlah hei anak manusia malam sudah larut" Rianpun pergi untuk kembali ke meja kerjanya dan tanpa sadar saat menanti laptop dia ketiduran.
     Keesokan harinya kala sang mentari masih enggan menyapa bimi Rian sahur seperti biasanya dan membangunkan kekasihnya, usai sahur dia menchatt WA pada kekasihnya "sayang jangan lupa sholat ya" namun tak dibaca oleh kekasihnya, Rianpun menchatt kembali "lagi apa sayang apa mengajar ngaji??" lagi-lagi tak ada respon Rianpun  husnudzon mungkin ketiduran dan Rianpun tidur. Kala Rian terbangun pukul 10.00 wib melirik chatt WA masih belum ada respon dari kekasihnya, maka beranjaklah dia ke meja kerjanya menyalakan laptop dan ternyata low maka dari itu Rian bermain PS dikamarnya sembari menanti laptop penuh.
     Saat laptop penuh Rian duduk mengetik tugas akhir kuliahnya, namun tak lama datang kembali si Tompel kucing tetangganya mengeong sembari duduk di samping halaman kemudian sontak Rian memberi makan si Tompel yang duduk sembari beretorika dengan Cacan salah satu kucing kesayangan Rian dan keluarga. Kembalilah Rian duduk di meja kerjanya mengerjakan kembali tugas kuliah sembari memandang indahnya kisah sepasang kucing hitam putih yakni Tompel dan Cacan. Tiba-tibah ayah Rian turun dan ke halaman samping rumah mengamuk memukul si Tompel dengan sapu, Rianpun berteriak dengan nada datar lalu merendah "pak kasihan kucingnya lapar hanya dikasih sedikit" ucap Rian ke ayahnya. Sang ayah menjawab sambil berteriak penuh emosi "kamu goblog ga mikir ada kucing liar dikasih makan, kucing siapa itu udah banyak kucing masih mau melihara kucing lagi, mikir kamu bego" sontak orang yang sedang mengobrol di samping rumahnya Rian diam. Sang ayah merasa tak puas terus memukul si Tompel bahkan Cacan kucing peliharaannya pun menjadi sasaran empuk sapu yang di ayunkan si ayah. Cacan loncat ke pohon mangga lari ke atas genting rumah, sementara si Tompel meloncat kekebun tomat lalu naik kepohon mangga kegenting dan keluar rumah Rian. Rian hanya mampu melihat pukulan sapu yang melayang mengenai si Tompel 5 kali dan Cacan 2 kali sungguh miris perlakuan seorang kepala keluarga demikian memilukan.
     Usai memukul kucing si ayah dengan gaya petantang petenteng legek bak penguasa masuk ke rumah sembari berteriak "Rian kamu goblog apa bego udah malam ada plastik bekas kucing dikasih makan sekarang ada kucing masih dikasih makan pantas karena goblog kekucing tugas kuliah ga beres-beres!!" dengan penuh stereo si ayah berteriak vokal. Rian sebagai anak hanya bisa diam menahan sakit, dia tau jika dijawab akan panjang meski jawabannya "iya" atau berkata "maaf" bahkan diampun akan semakin panjang permasalahan yang ada. Ibu Rian menghampiri ayah Rian dan berkata "istigfar itu hanya seekor kucing, istigfar mas istigfar lagi puasa malu ama tetangga" dengan nada rendah dan lembut ibu Rian berucap. Namun jawaban ayah Rian "Bodo ga mikir ni anak goblog" semakin lantang berstereo suara ayahnya, Rianpun beranjak pergi namun sang ayah masih mengoceh Rian tersulut emosi dan berkata "silahkan kerjakan kalo hanya bisanya menekan anaknya" sembari pergi keruang tamu Rian berbicara.
     Rian duduk di kursi ruang tamu dengan rasa sakit amat sakit sebab bukan pertama kalinya rian diperlakukan seperti ini, dari kecil Rian dapat perlakuan tak menyenangkan. Rian duduk sembari berpikir "apa yang salah berbagi makanan dengan kucing lain, bukankah baginda nabi Muhammad SAW senang dengan kucing bahkan sahabat nabi memiliki panggilan bapak kucing??" berpikir lagi "kenapa tugas kuliah dibawa di setiap permasalahan yang tak kumengerti, bukankah tugas seorang ayah memberikan dukungan bukan tekanan?? sungguh malu dengan tetangga di marah-marahi seperti ini" sungguh sakit hati Rian hingga mendoakan semoga allah memberikan hidayah dan ganjaran bersifat pelajaran kepada ayahnya.
     Rian pung chattan dan kemudian bertelefon dengan kekasihnya melepas rindu dan sebagai obat sakit hatinya, Rian tau hanya kekasihnya tempatnya bersandar karena dia tahu jika berkeluh kesah ke ibunya akan hanya menambah beban pikiran ibunya dan jika keadiknya Rian tak tega hanya pada kekasihnya dia bisa tersenyum menutup luka yang ada meski permasalahan tadi Rian tak membicarakannya pada kekasihnya. Dengan rasa sakit yang dipendam tanpa sepengetahuan kekasihnya Riang beretorika dengan ekspresi gembira lanjut dengan video call melihat wajah pujaan hati yang sedang memancing di kolam ikan ayahnya bercanda gurau dan tertawa gembira mereka melukis cerita di senja yang indah meski hatinya Rian gerimis penuh gemuruh petir.


SEDIKIT KATA-KATA BIJAK
JANGANLAH MELUAPKAN EMOSI PRIBADI KEPADA ORANG LAIN
SEBAB ITU MENCIRIKAN DIRIMU TIDAK DEWASA DAN KURANG AKHLAK ETIKA

Catatan di Sabtu, 25042020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar